detail-image

Disdikbud Bengkayang Tandatangani MoU Program Revitalisasi Satuan Pendidikan 2025: Komitmen Bersama Wujudkan Pendidikan Bermutu, Aman, dan Inklusif di Wilayah Perbatasan

05 Jun 2025
Share :

Jakarta, 5 Juni 2025 — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Program Revitalisasi Satuan Pendidikan Tahun 2025, bersama 31 perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi dan 503 perwakilan Dinas Pendidikan dari Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 3–5 Juni 2025, di Redtop Hotel & Convention Center, Jakarta, ini diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Pertama, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PAUD-Dikdasmen), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Acara dibuka pada Selasa (3/6) pukul 16.00 WIB dengan sambutan dari Sekretaris Ditjen PAUD-Dikdasmen, Eko Susanto, S.E., M.Si., yang menjelaskan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari agenda strategis nasional untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan dasar, terutama dalam mendukung target Wajib Belajar 13 Tahun dan mempercepat capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Berdasarkan data hasil harmonisasi dan verifikasi usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024, tercatat sebanyak 10.440 satuan pendidikan menjadi sasaran program revitalisasi. Dari jumlah tersebut, 9.404 satuan pendidikan PAUD hingga SMP telah tervalidasi dan akan menerima dukungan berupa sarana-prasarana esensial pendidikan seperti ruang kelas, perpustakaan, toilet, UKS, serta perangkat digital. Program ini juga menekankan pendekatan baru dalam pelaksanaan, yakni mekanisme swakelola tipe I dengan pencairan dana dalam skema 70:30 sesuai PMK No. 132/PMK.05/2021. Pemerintah pusat akan menggandeng perguruan tinggi sebagai konsultan teknis, yang terdiri dari dosen, mahasiswa tingkat akhir, atau alumni, guna memastikan kualitas pelaksanaan di lapangan.

Dalam sesi pengarahan yang berlangsung Rabu (4/6), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menegaskan bahwa revitalisasi satuan pendidikan merupakan upaya strategis untuk tidak hanya memperbaiki infrastruktur sekolah, tetapi juga mendorong transformasi pembelajaran. "Ini adalah investasi jangka panjang dalam membangun SDM Indonesia yang unggul. Kita tidak hanya bicara ruang kelas dan toilet, tetapi juga digitalisasi sekolah, kualitas guru, dan model pembelajaran mendalam (deep learning)," tegasnya.

Beberapa program prioritas yang disampaikan dalam forum ini meliputi:

  1. Revitalisasi Sarana dan Prasarana Sekolah dengan anggaran Rp16,9 triliun, mencakup 78% sekolah negeri dan 22% swasta.
  2. Digitalisasi Sekolah: penyediaan smart board untuk 300.000 satuan pendidikan, laptop, harddisk, panel surya untuk daerah non-listrik, serta satelit untuk akses internet.
  3. Pembelajaran Mendalam dan Penguatan Kompetensi Guru: penerapan pendekatan deep learning, AI & coding, serta pelatihan nasional dengan narasumber tersertifikasi.
  4. Pemenuhan Kualifikasi Guru: 12.000 guru didorong mencapai S-1/D-IV dengan bantuan Rp3 juta/semester melalui program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau).
  5. Peningkatan Kesejahteraan Guru: tunjangan guru honorer sebesar Rp300.000/guru.
  6. SPMB dan e-Ijazah: memperkuat sistem penjaminan mutu dan solusi bagi satuan pendidikan yang belum terakreditasi.

Selain itu, Komisi X DPR RI yang diwakili oleh Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, M.P.P., menyatakan dukungannya atas program ini. Ia menyoroti pentingnya pemerataan akses pendidikan di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), sekaligus mengapresiasi arah program yang futuristik dan tepat sasaran, terutama dalam hal penyediaan toilet, sarana air bersih, dan layanan MBG (Makanan Bergizi).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang, Heru Pujiono, S.K.M., M.K.M. menyampaikan bahwa program ini sangat relevan dengan kondisi wilayah perbatasan seperti Bengkayang. “Revitalisasi ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan di daerah perbatasan, mendorong peningkatan mutu pembelajaran, serta mendukung pencapaian Asta Cita Presiden dan Program Prioritas PHTC,” ujarnya.

Heru juga menekankan pentingnya validasi dan pembaruan data sarana-prasarana melalui Dapodik agar semua sekolah memiliki peluang yang sama. Selain itu, pihaknya siap mensosialisasikan program ini kepada satuan pendidikan penerima, sekaligus mendorong sekolah untuk aktif mengikuti pelatihan pembelajaran mendalam (deep learning), kompetensi AI dan coding, serta mendukung percepatan target SDM Unggul 2045.

Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang juga akan memprioritaskan upaya penyelesaian sertifikasi sekolah, pemetaan aset, dan pemenuhan alas hak tanah agar seluruh program bantuan dapat dijalankan secara clear and clean. Sosialisasi internal dan teknis pelaksanaan akan segera digelar guna memastikan kesiapan satuan pendidikan penerima dalam menjalankan revitalisasi secara swakelola dengan prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.

Penandatanganan MoU ini menandai dimulainya pelaksanaan Program Revitalisasi Sekolah secara nasional. Kabupaten Bengkayang menyambut baik program ini dan siap menjadi bagian dari transformasi pendidikan Indonesia menuju SDM unggul dan berdaya saing global. "Mari terus Gembira Bergerak, memperkuat sinergi, dan memastikan setiap anak Indonesia, termasuk di Bengkayang, mendapatkan hak atas pendidikan yang layak, berkualitas, dan penuh harapan,” tutup Heru.  (PSSHA)