detail-image

Bupati Bengkayang Menerima Audiensi DAD

28 Mar 2023
Share :

Selasa 28 Maret 2023 Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis, SE, MM berkenan menerima Pengurus DAD (Dewan Adat Dayak) Kabupaten Bengkayang yang dihadiri Wakil Ketua DAD Yosep Aji dan jajaran pengurus DAD. Turut mendampingi Bupati Kadis Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata, Kadis Kesbangpol dan PJF Pamong Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bengkayang. Adapun pembahasan rapat secara garis besar membahas rencana kegiatan budaya Barape’ Sawa’ Tahun 2023 yang bertujuan mengangkat dan melestarikan nilai-nilai budaya dan adat istiadat akan dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 Mei di Ramin Bantang. Diketahui bahwa sudah dibentuk Panitia Barape’ Sawa’ dalam persiapannya sudah melaksanakan beberapa kali rapat dan membentuk 16 (enam belas) seksi termasuk di antaranya sekretariat. Kegiatan Barape’ Sawa’ akan diawali dengan aktivitas karnaval di pagi hari dan dilanjutkan dengan kegiatan ritual di siang harinya, yang rencananya akan dilakukan secara terbuka agar dapat disaksikan langsung oleh masyarakat Kab.Bengkayang dan wisatawan, tujuannya agar masyarakat Kab.Bengkayang dan wisatawan mengenal serta mengetahui tata cara ritual/ upacara adat tradisional dalam hal ini tata cara ritual adat Dayak Bakati’.

Kegiatan Barape’ Sawa’ Tahun 2023 yang akan diselenggarakan selama 4 (empat) hari akan diikuti oleh 10 (sepuluh) kecamatan sub suku Dayak Bakati’ yang ada di Kabupaten Bengkayang. Selain pendirian stand dari 10 peserta kecamatan tersebut, juga akan dilaksanakan 17 (tujuh belas) cabang kegiatan lomba yang dapat diikuti seluruh masyarakat Dayak di Kabupaten Bengkayang seperti lomba desain motif batik khas bengkayang, lomba permainan tradisional, lomba seni tradisional, lomba membuat nyiru dan lomba sajian khas tradisional Dayak Bakati’ seperti ampa amping dan sagon serta lomba-lomba lainnya.

Sementara dana yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 584.000.000,- (lima ratus delapan puluh empat juta rupiah). Panitia mengucapkan terimakasih kepada Bupati Bengkayang melalui Disporapar yang sudah mengalokasikan dana kegiatan Barape’ Sawa’ sebesar 180.000.000 (seratus delapan puluh juta rupiah) sehingga kekurangan dana masih berkisar 404.000.000 (empat ratus empat juta rupiah) dan panitia akan mengupayakan kekurangan tersebut melalui pengajuan proposal kepada masyarakat dan perusahaan melalui Dana CSR dengan rekomendasi dari Bupati Bengkayang, sponsorship, retribusi parkir dan penyewaan stand kuliner/ aksesoris/ dan sejenisnya kepada masyarakat umum.

Bapak Markus Dalon selaku ketua panitia menyampaikan bahwa dalam kegiatan budaya Barape’ Sawa’ tahun ini hanya akan mengangkat khas kearifan lokal termasuk dari segi dekorasi juga menggunakan simbol-simbol kearifan lokal masyarakat Dayak Bakati’ sebagai penghias tempat penyelenggaraan. Kemudian beliau menambahkan bahwa dalam kegiatan Barape’ Sawa’ tidak akan menyajikan lagi hiburan-hiburan yang bersifat umum seperti dangdut dan sejenisnya tetapi hiburan-hiburan yang ditampilkan adalah hiburan-hiburan yang sifatnya tradisional berbasis masyarakat Dayak. Hal tersebut didukung pula oleh masukan dari Kepala Diskeporapar serta ditegaskan kembali oleh Bupati Bengkayang agar dalam kegiatan Barape’ Sawa’ dapat difokuskan pada keunikan yang menjadi ciri khas dari Dayak Bakati’ baik dari pakaian, acara, dekorasi dan lain-lain agar Barape’ Sawa’ dapat menjadi event budaya unggulan karena memiliki pembeda dengan event-event budaya lainnya. Dari segi lokasi, Barape’ Sawa’ dipandang memiliki kelebihan yakni lebih strategis dimana pelaksanaannya diadakan di ibu kota kabupaten sehingga banyak tersedia fasilitas penginapan. Dengan memiliki nilai lebih tersebut, kegiatan Barape’ Sawa’ dapat menjadi daya tarik wisatawan. Oleh karena itu,  panitia harus mengundang Bupati/Walikota se-kalbar, DAD se-kalbar, DPRD Provinsi, Kementerian, dan komunitas masyarakat Dayak yang ada di Malaysia. Dengan demikian, event Barape’ Sawa’ dapat dikenal luas dan dapat menjadi momentum yang mendatangkan wisatawan serta menambah PAD Kabupaten Bengkayang.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bengkayang juga menyampaikan harapan Beliau untuk event-event Budaya lainnya seperti Ma’ka’ Ka’Pongkot, Maka’ Dio, Gawia Sowa, Nyobenk Sebujit, Nyobenk Kambih, Ngarantek Sawa serta festival-festival budaya lainnya seperti Festival Budaya Melayu Pesisir, Cap Go Meh serta Festival Kue Bacang di Pantai Cemara dilanjutkan Festival Perahu Naga di Sungai Duri, Festival Lemukutan, HUT Lemukutan, dan lain-lain sehingga Bengkayang akan memiliki 100 (seratus) kegiatan festival/ seni budaya dalam setahun seperti Banyuwangi yang setiap harinya memiliki event sehingga wisatawan akan datang ke Bengkayang dan tidak pulang-pulang.

DAD diharapkan dapat menjadi fasilitator mendampingi OPD terkait, tahun ini diskeporapar namun tahun depan akan dikembalikan ke disdikbud, diharapkan dalam setiap eventnya dapat bekerjasama dengan DKKB untuk kegiatan kesenian dan KONI utk olahraga tradisionalnya;

Tahun ini sudah digarap Perbup CSR agar ke depan pendanaan akan diperoleh dari CSR perusahaan-perusahaan sebesar 2,5% dari laba yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pelaksanaan event-event kebudayaan, kesehatan, pertanian dan juga pendidikan berupa beasiswa putra/putri daerah. Karena dana berbentuk hibah maka diharapkan panitia sudah dibentuk dari jauh hari dan proposal sudah diusulkan satu tahun sebelum penetapan rancangan RKPD;

Ke depan akan banyak dibangun juga rumah adat seperti Rumah Adat Baya yang menurut Bupati Bengkayang desainnya sederhana tapi luarbiasa bagus dan biaya pembangunan sekitar 500 – 600 juta sudah cukup memadai; Rumah Adat Capkala diharapkan dapat diselesaikan; Rumah Adat Sebujit akan direhab kembali dari lantai yang dicor namun atasnya papan, dinding juga terbuat dari papan sampai panggung utama, homestay, dan jalan melalui dana afirmasi dan ke depan Bupati Bengkayang menyampaikan bahwa Kantor Camat juga akan didesain seperti Rumah Adat misalnya Kantor Camat Bengkayang akan didesain dengan Rumah Baluq, Kantor Camat Teriak Rumah Panjang, Kantor Camat Sungai Raya desain Rumah Melayu dan lain-lain agar ada ciri khas dari Bengkayang sehingga ke depan akan dilakukan pula sayembara ciri khas bangunan bengkayang, sayembara batik bengkayang, dan sayembara Mars Bengkayang seperti kabupaten Murung Raya yang sudah punya Mars.

Terakhir, Bupati Bengkayang berharap semua pihak dapat saling berkolaborasi antar DAD, Pemerintah, DKKB, serta pakar-pakar budaya lainnya dalam melestarikan dan memajukan Budaya di Kabupaten Bengkayang.